RUMUSAN-RUMUSAN DASAR NEGARA YANG TERCANTUM DALAM
PIAGAM JAKARTA
Beberapa pelajar bertanya. Mengenai
rumusan-rumusan dasar negara yang ada di dalam piagam Jakarta. Berikut
merupakan penjelasannya. :
Piagam Jakarta
Piagam Jakarta adalah dokumen historis
berupa kompromi antara pihak Islam dan pihak kebangsaan dalam Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) untuk menjembatani perbedaan
dalam agama dan negara. Disebut juga "Jakarta Charter". Merupakan
piagam atau naskah yang disusun dalam rapat Panitia Sembilan atau 9 tokoh
Indonesia pada tanggal 22 Juni 1945. Piagam ini disusun karena wilayah Jakarta
yang besar, meliputi 5 kota dan satu kabupaten, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta
Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Kepulauan Seribu.
Oleh karena itu, provinsi DKI Jakarta dibentuk dengan piagam tersebut dan
menetapkan Soewirjo sebagai gubernur DKI Jakarta yang pertama sampai 1947.
Siapakah Penyusun Piagam Jakarta?
Sembilan tokoh
tersebut adalah Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Sir A.A. Maramis, Abikoesno
Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, H. Agus Salim, Sir Achmad Subardjo, Wahid
Hasyim, dan Sir Muhammad Yamin. BPUPKI dibentuk 29 April 1945 sebagai realisasi
janji Jepang untuk memberi kemerdekaan pada Indonesia. Anggotanya dilantik 28
Mei 1945 dan persidangan pertama dilakukan keesokan harinya sampai dengan 1
Juni 1945. Sesudah itu dibentuk panitia kecil (8 orang) untuk merumuskan
gagasan-gagasan tentang dasar-dasar negara yang dilontarkan oleh 3 pembicara
pada persidangan pertama. Dalam masa reses terbentuk Panitia Sembilan. Panitia
ini menyusun naskah yang semula dimaksudkan sebagai teks proklamasi
kemerdekaan, namun akhirnya dijadikan Pembukaan atau Mukadimah dalam UUD 1945.
Naskah inilah yang disebut Piagam Jakarta.
Isi dari Piagam Jakarta
Bahwa
sesoenggoehnja kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka
pendjadjahan di atas doenia haroes dihapoeskan, karena tidak sesoeai dengan
peri-kemanoesiaan dan peri-keadilan.
Dan perdjoeangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat jang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan Rakjat Indonesia ke-depan pintoe-gerbang Negara Indonesia, jang merdeka, bersatoe, berdaoelat, adil dan makmoer.
Atas berkat Rahmat Allah Jang Maha Koeasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan jang loehoer, soepaja berkehidoepan kebangsaan jang bebas, maka Rakjat Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaannja.
Kemudian daripada itoe, oentoek membentoek suatoe Pemerintah Negara Indonesia jang melindoengi segenap Bangsa Indonesia dan seloeroeh toempah darah Indonesia, dan untuk memadjoekan kesedjahteraan oemoem, mentjerdaskan kehidoepan bangsa, dan ikoet melaksanakan ketertiban doenia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disoesoenlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itoe dalam suatu Hoekoem Dasar Negara Indonesia, jang terbentoek dalam suatu susunan negara Repoeblik Indonesia jang berkedaoelatan Rakjat, dengan berdasar kepada:
Dan perdjoeangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat jang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan Rakjat Indonesia ke-depan pintoe-gerbang Negara Indonesia, jang merdeka, bersatoe, berdaoelat, adil dan makmoer.
Atas berkat Rahmat Allah Jang Maha Koeasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan jang loehoer, soepaja berkehidoepan kebangsaan jang bebas, maka Rakjat Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaannja.
Kemudian daripada itoe, oentoek membentoek suatoe Pemerintah Negara Indonesia jang melindoengi segenap Bangsa Indonesia dan seloeroeh toempah darah Indonesia, dan untuk memadjoekan kesedjahteraan oemoem, mentjerdaskan kehidoepan bangsa, dan ikoet melaksanakan ketertiban doenia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disoesoenlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itoe dalam suatu Hoekoem Dasar Negara Indonesia, jang terbentoek dalam suatu susunan negara Repoeblik Indonesia jang berkedaoelatan Rakjat, dengan berdasar kepada:
1.
Ketoehanan, dengan
kewadjiban mendjalankan sjari'at Islam bagi pemeloek2-nja*
2.
Kemanoesiaan jang adil dan beradab
3.
Persatoean Indonesia
4.
Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat, kebidjaksanaan
dalam permoesjarawaratan/perwakilan
5.
Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia.
Djakarta, 22-6-1945
Panitia Sembilan
1.
Ir. Soekarno
2.
Mohammad Hatta
3.
Sir A.A. Maramis
4.
Abikoesno Tjokrosoejoso
5.
Abdul Kahar Muzakir
6.
H. Agus Salim
7.
Sir Achmad Subardjo
8.
Wahid Hasyim
9.
Sir Muhammad Yamin.
Rumusan Dasar Negara di dalam Piagam Jakarta :
Secara
Kalimat :
“…dengan berdasar kepada: Ketoehanan, dengan kewadjiban mendjalankan sjari'at Islam bagi
pemeloek2-nja. Kemanoesiaan jang adil dan beradab Persatoean
Indonesia Kerakjatan jang dipimpin oleh
hikmat, kebidjaksanaan dalam permoesjarawaratan/perwakilan Keadilan
sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia….”
(Diubah ke dalam penulisan sekarang)
“… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia….”
Secara
penomoran
1.
Ketoehanan, dengan
kewadjiban mendjalankan sjari'at Islam bagi pemeloek2-nja*
2.
Kemanoesiaan jang adil dan beradab
3.
Persatoean Indonesia
4.
Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat, kebidjaksanaan
dalam permoesjarawaratan/perwakilan
5.
Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia.
(diubah dalam penulisan sekarang)
1. Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan / perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar