Selasa, 24 Januari 2017

10 Pertempuran Bersejarah di Indonesia



1 PERTEMPURAN SURABAYA 10 NOVEMBER 45
  Tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur, membuat Inggris mengeluarkan ultimatum menggempur Kota Surabaya. Ultimatum itu ditolak mentah– mentah oleh rakyat dan pecahlah perang pada 10 November 1945. Setidaknya 6.000 – 16.000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya

2. BANDUNG LAUTAN API
Bandung Lautan Api, peristiwa mencekam ini terjadi pada 23 Maret 1946. Perang yang dipicu masuknya pasukan Inggris ke Kota Bandung dan melakukan teror terhadap rakyat.Peristiwa yang terjadi selama 7 jam itu membuat ratusan ribu warga Bandung harus mengungsi.

3. SERANGAN UMUM 1 MARET 1949
Yogyakarta menyimpan sejarah penting dalam perjalanan historikal Indonesia. Tepat pada 1 Maret 1949, terjadi peristiwa bersejarah Serangan Umum 1 Maret 1949. Pertempuran melawan tentara Belanda ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto dimana TNI berhasil menduduki Kota Yogyakarta selama 6 jam.

4. PERANG AMBAWARA
Perang Ambarawa atau yang biasa disebut dengan Palagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa pertempuran antara rakyat Indonesia dengan Belanda pada 20 Oktober-15 Desember 1945. Pada 12 Desember 1945, pecahlah perang besar-besaran dimana Indonesia dibawah kepemimpinan Kolonel Soedirman. Setelah 4 hari bertempur, akhirnya pasukan Indonesia berhasil merebut Ambarawa.

5. PERTEMPURAN LIMA HARI DI SEMARANG

Pertempuran Lima Hari di Semarang adalah perang warga Semarang melawan Jepang pada 15-20 Oktober 1945. Penolakan Jepang menyerah kepada Indonesia, memunculkan amarah para pemuda Semarang. Dalam pertempuran ini, sekitar 2.000 pejuang Indonesia gugur. Untuk mengenangnya, dibangunlan sebuah tugu perjuangan yang diberi nama Tugu Muda.

6. PERTEMPURAN LAUT ARU

Pertempuran yang terjadi di Laut Aru, Maluku pada 15 Januari 1952 ini terjadi saat dua kapal Belanda menyerang 3 kapal Indonesia. Dalam peristiwa ini, Komodor Yos Sudarso gugur akibat KRI Macan Tutul yang dinaikinya tenggelam terkena meriam dari kapal Belanda.

7. PERANG PUPUTAN MARGARANA

Perang Puputan Margarana terjadi pada tanggal 20 November 1946 di Bali. Peperangan ini diawali saat pihak Belanda membujuk I Gusti Ngurah Rai membentuk Negara Indonesia Timur. Ajakan tersebut ditolak mentah-mentah oleh I Gusti Ngurah Rai dan ia pun menyerukan perlawanan terhadap Belanda. I Gusti Ngurah Rai tewas dalam peperangan ini.

8. PERANG DIPONEGORO
Perang Diponegoro adalah perang selama lima tahun 1830. juga dengan istilah perang Jawa karena merupakan salah satu perang terbesar di tanah Jawa. dari perang ini, korban gugur dari Indonesia perkirakan mencapai ratusan ribu jiwa, dan tentara Belanda tewas. Perang berakhir saat Pangeran Diponegoro ditangkap dan akhirnya di buang ke luar Pulau Jawa

9. PERANG TONDANO
Perlawanan rakyat Minahasa Sulawesi Utara terhadap Belanda dikenal dengan nama "Tondano" pada 1808-1809. Perang ini terjadi akibat kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang memaksa pemuda Minahasa untuk menjadi tentara guna melawan tentara Inggris. Tentu saja hal itu ditolak oleh seluruh rakyat Minahasa hingga kemudian Belanda pun melancarkan serangannya.

10. PERANG PADRI
Perang di Sumatra Barat ini dari adanya perselisihan antara Kaum Padri dengan Kaum Adat selama kurun 1837. Dalam perang ini, kaum Adat meminta bantuan Belanda. Namun, di babak kaum Padri dan kaum Adat justru bersatu dan berbalik bersama-sama menghadapi Belanda. Tokoh yang terkenal dalam perang ini adalah Tuanku Imam Bonjol.

Pahlawan Dari Berbagai Era

Sejumlah tokoh daerah maupun nasional dikenal sebagai pahlawan pra kemerdekaan dan kemerdekaan saat melawan penjajahan Jepang dan Belanda. Berikut di antaranya:

ERA PENJAJAHAN PORTUGIS

1. Dipati Unus dari Demak (1513)
2. Panglima Fatahillah dari Kerajaan Demak (1526-1527);
3. Sultan Baabullah dari Kerajaan Ternate (1575)
4. Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh (1607-1636).

ERA PENJAJAHAN BELANDA (PRA KEMERDEKAAN)

1. Tuanku Imam Bonjol (Sumbar 1803-1837)
2. Cut Nyak Dhien (Aceh 1848-1908)
3. Sultan Hassanudin (Makassar 1631-1670)
4. Pattimura (Maluku 1783- 1817)
5. Pangeran Diponegoro (Jawa Tengah 1785-1855)
6. Sultan Agung Hanyokrokusumo (Mataram Yogyakarta1593-1645)
7. Teuku Umar (Aceh 1854-1899)
8. Pangeran Antasari (Banjar Kalsel 1797-1862)
9. Sisingamangaraja XII (Sumut 1845-1907)
10. I Gusti Ketut Jelantik (Bali ….-1849)

TOKOH KEBANGKITAN NASIONAL

1. Dr. Sutomo
2. Ki Hajar Dewantara
3. Douwes Dekker
4. Dr. Cipto Mangunkusumo
5. Soekarno
6. Mohammad Hatta

Momen-Momen Penting
Kemerdekaan Indonesia Sejarah Indonesia bukan hanya dihiasi berbagai peristiwa pertempuran bersejarah namun sejumlah momen-momen penting lainnya juga menjadi tonggak kemerdekaan bangsa ini.

1. PERISTIWA MENJELANG PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945

• 7 September 1944
Dalam Sidang Istimewa Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang) ke-85 di Tokyo, Perdana Menteri Jepang Koiso mengumumkan bahwa daerah Hindia Timur (Indonesia) diperkenankan untuk merdeka kelak di kemudian hari.

1 Maret 1945
Letnan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha- Usaha Panitia Kemerdekaan (BPUUPKI)

• 12 Agustus 1945
Jenderal Besar Terauci menyampaikan kepada tokoh pergerakan yang diundang, yaitu Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wediodiningrat bahwa pemerintah Jepang telah memutuskan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia pada 24 Agustus 1945.

• 14 Agustus 1945
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu akibat dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

• Perumusan Teks Proklamasi
Peristiwa Rengasdengklok telah mengubah jalan pikiran Soekarno Hatta dan mengikuti saran kaum muda untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia segera mungkin. Soekarno dan Hatta tiba di Jakarta dari Rengasdengklok pada pukul 23.00. Setelah singgah di rumah masing-masing, mereka langsung menuju rumah kediaman Laksamada Maeda. Di kediaman Maeda itulah rumusan teks proklamasi disusun.

• 7 Agustus 1945
Panglima Tentara Umum Selatan Jenderal Terauchi meresmikan pembentukan Dokuritsu Junbi Linkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

• 6 dan 9 Agustus 1945
Pasukan udara Sekutu menjatuhkan bom masing-masing di kota Nagasaki dan Hiroshima

16 Agustus 1945
Terjadi peristiwa Rengasdengklok. Peristiwa ini diawali adanya dua pendapat dalam menyikapi kekalahan Jepang pada Sekutu. Kelompok pertama (golongan muda) segera menginginkan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Golongan tua menginginkan proklamasi dilakukan sesuai kesepakatan dengan tentara Jepang. Pertentangan pendapat antara golongan tua dan golongan muda inilah yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa Rengasdengklok.

Peristiwa Penting

Mempertahankan Kemerdekaan Dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia terjadilah peristiwa-peristiwa baik di tingkat pusat maupun daerah. Peristiwa-peristiwa tersebut di antaranya:

Bandung Lautan Api
Pada tanggal 17 Oktober 1945 pasukan Sekutu mendarat di Bandung. Pada tanggal 1 November 1945 dan 2 Maret 1946, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar kota Bandung bagian utara dikosongkan. Dengan adanya ultimatum ini, pemerintah Republik Indonesia di Jakarta menginstruksikan agar TRI mengosongkan kota Bandung, akan tetapi dari markas TRI di Yogyakarta menginstruksikan agar kota Bandung tidak dikosongkan. Akhirnya, para pejuang meninggalkan Bandung dengan berat hati. Sebelum meninggalkan Bandung para pejuang menyerang ke arah kedudukan-kedudukan Sekutu sambil membumi hanguskan kota Bandung bagian Selatan.

Puputan Margarana
Salah satu isi perundingan Linggajati pada 10 November 1946 adalah Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Rakyat Bali merasa kecewa terhadap isi perundingan ini. Lebih-lebih ketika Belanda membujuk Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai diajak membentuk Negara Indonesia Timur. Ajakan tersebut ditolak dengan tegas oleh I Gusti Ngurah Rai, bahkan dijawab dengan perlawanan bersenjata

Peristiwa Westerling di Makassar
Pada Desember 1946 Belanda mengirimkan pasukan ke Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Raymond Westerling. Melihat pendaratan pasukan Belanda perlawanan pun dikobarkan para pemuda di antara tokohnya adalah Robert Wolter Monginsidi. Sejak 7- 25 Desember 1946 pasukan Westerling secara keji membunuh ribuan rakyat yang tidak berdosa di tengah perlawanan yang terus dilakukan rakyat Makassar.

Serangan Umum I Maret 1949
Ketika Belanda melancarkan agresi militernya ke-2 pada Desember 1948, ibu kota RI Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Belanda menyatakan bahwa RI télah runtuh. Di saat bersamaan terbentuklah Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Buktitinggi, Sumatera Barat.

Bersamaan dengan upaya konsolidasi di bawah PDRI, TNI pada 1 Maret 1949 melakukan serangan secara besar-besaran terhadap posisi Belanda di Yogyakarta.

sumber:http://koran-sindo.com/news.php?r=0&n=15&date=2015-11-05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar