Jika mendengar kata wisata, kita langsung terpana pada suatu gambaran
tentang suatu tempat yang indah yang menjadi obyek kunjungan pariwisata,
menurut KBBI wisata adalah: pergi bersama-sama untuk memperluas
pengetahuan atau bersenang senang.
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, cerita dan legenda yang
turun temurun dari nenek moyang sampe cucu, cicit bahkan gedebog bosok,
legenda yang konon ada di Indonesia ternyata bukan sekedar angin yang
tanpa batu, legenda yang diceritakan oleh kakek moyang kita ternyata
benar benar ada lokasinya.
1. Pantai Air Manis, Sumatra barat.
(Legenda Malin Kundang).
Pantai Air Manis memiliki pasir yang berwarna coklat keputih-putihan
yang terhampar luas dan landai di bibir pantai, pantai yang berada di
Padang, Sumatra Barat ini sangat cocok untuk tempat piknik, surfing
ataupun camping.
Pantai ini berkaitan erat dengan cerita Legenda Malin Kundang, seorang anak yang durhaka kepada ibunya.
Berdasarkan cerita, Malin kundang dulunya tinggal di pinggir pantai
bersama ibunya yang miskin, kemudian ia memutuskan untuk berkelana
supaya mendapat kekayaan, tetapi ibunya melarang nya mengingat peristiwa
ayahnya yang tidak pernah kembali setelah merantau, lama kelamaan
ibunya dengan berat hati merelakan Malin kundang pergi bersama kapal
salah seorang saudagar.
Singkat cerita, Malin Kundang menjadi sukses dan kaya raya di
perantauannya, tetapi tidak pernah mengabari ibunya perihal dirinya,
ketika Malin berlayar menuju kampung halamannya, wajahnya agak pucat
karena takut sang istri tahu bahwa ibunya adalah seorang miskin.
Sang ibu pun tahu bahwa ada saudagar yang hendak berlayar ke kampungnya,
Ia mendongak melihat ada 2 orang berpakaian anggun, dan setelah
dicermati, ibu tahu bahwa itu adalah Malin Kundang, beliau merasa
bahagia karena sang anak datang.
Setelah turun dari kapal, hal yang digembirakan ibu Malin pupus seketika
karena Malin yang dibanggakan malah menghardik ibunya dan menganggapnya
seorang pengemis, hatinya begitu hancur, keyakinannya bahwa Ia adalah
anaknya: Malin Kundang tetapi malah menendangnya.
Karena sakit hatinya, sang Ibu memohon kepada Tuhan, jika saudagar itu
adalah benar Malin Kundang, maka supaya hancur dan menjadi batu lah
kapal seisinya.
Jangkar pun mulai diangkat, Malin mulai pergi, dalam hatinya terisak
rasa sesal yang kalah dengan malu, tiba-tiba awan hitam muncul dan petir
menyambar kapal Malin hingga hancur seketika, seketika itu tubuh Malin
sedikit-sedikit berubah menjadi kaku dan perlahan lahan menjadi karang.
2. Danau Tolire, Ternate.
(Kisah Kebejatan Ayah kepada Anak)
Danau ini terletak di Gunung Gamalama, sekitar 10 Km dari pusat kota
Ternate, gunung ini terlihat unik karena seperti ada mangkok yang
menjorok ke dalam.
Kedalaman danau ini dari dasar hingga permukaan sekitar 50 meter, tapi
data ini tidak akurat karena belum ada yang berani menyelami, menurut
penuturan masyarakat sekitar, danau Tolire ini tidak mempunyai dasar,
karena itu tidak ada yang berani menyelaminya.
Mitosnya, jika ada orang yang melempar batu, maka batu itu tidak akan
menyentuh dasar danau, meskipun melemparnya di daerah pinggir.
Menurut warga setempat, danau Tolire terbentuk dari kisah seorang anak
dan ayah kandung yang hidup di kampung, tetapi sang ayah tega menghamili
anaknya sendiri, karena perbuatan bejatnya itu maka kampung itu dikutuk
oleh sang Penguasa Alam.
Tempat yang dipijak oleh sang ayah dikutuk dan ambles menjadi danau
Tolire besar, sedangkan tempat berdiri si anak menjadi danau Tolire
kecil.
3. Danau Toba, Sumatra Barat.
(Legenda Amarah Ikan)
Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 Km dan lebar 30 Km yang terletak di Provinsi Sumatra Barat. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Menurut pakar ilmiah, danau Toba terbentuk karena adanya letusan gunung supervolcano (gunung berapi super) yang meletus pada 75.000 tahun silam, letusan gunung supervolcano ini diperkirakan berlangsung selama 1 minggu dengan tinggi abu mencapai 10 Kilometer hingga menyebar ke wilayah China dan Afrika Selatan.
Sedangkan pulau Samosir, menurut pakar ilmiah terbentuk dari kaldera yang kemudian terisi magma, karena terisi magma maka tekanannya naik dan membeku.
Menurut legenda, danau Toba bermula dari cerita seorang petani miskin bernama Toba, kala itu dia mendapat ikan mas yang cantik, karena bentuknya tidak biasa ia membawa ikan mas itu pulang, ketika tiba di rumah, ikan itu berubah menjadi wanita cantik.
Ikan itu adalah hasil kutukan para dewa kepada gadis cantik karena melanggar hukum, si ikan memohon kepada Toba agar ia merahasiakan perihal itu, Toba pun setuju dengan syarat si ikan mau menikah dengan Toba, dan sang ikan pun setuju dengan persyaratannya.
Tak beberapa lama mereka
dikaruniai anak yang diberi nama Samosir, suatu hari, Samosir disuruh
ibunya pergi mengantar bekal untuk ayahnya yang sedang bertani, awalnya
Samosir menolak, tetapi dia tetap berangkat, saat di tengah perjalanan
Samosir berhenti dan memakan sebagian bekal ayahnya.
Samosir datang dan memberikan
bekal kepada ayahnya, sang ayah marah besar karena makan siangnya
terlambat dan tinggal sedikit, dia tak sadar membentak anaknya, "dasar
anak keturunan ikan kurang ajar!", Samosir menangis dan berlari menuju
ibunya, dia bertanya apakah dia memang keturunan ikan.
Sang ibu pun marah karena Toba
mengingkari janjinya, dia pun menghilang, sejak saat itu air sungai
mulai meluap dan hujan deras 7 hari 7 malam mengguyur desa itu, Toba
akhirnya meninggal dalam luapan air sungai.
Desa sekitarnya pun ikut tenggelam
dan membentuk telaga besar yang terisi air, hingga akhirnya
terbentuklah danau yang diberi nama Toba dan pulau yang ditengahnya
bernama Samosir.
4 Candi Prambanan, Jogjakarta.
(Kisah kandasnya asmara Roro Jonggrang)
Candi
adalah tempat ibadah yang merupakan peninggalan purbakala dari agama
hindu/budha, bangunan ini digunakan untuk menyembah dewa-dewi atau untuk
memuliakan hindu/budha. Tetapi di negara Indonesia kata "candi" tidak
hanya digunakan untuk menyebut tempat ibadah tetapi juga untuk keraton
peninggalan masa lalu.
Candi
Prambanan juga merupakan salah satu candi yang terkenal di Indonesia,
bahkan ketenarannya sampai ke luar negeri, yang juga merupakan ikon
negara Indonesia. letaknya yang tidak jauh dari Candi Borobudur seperti
ingin menunjukan kepada Anda tentang keharmonisan antara umat Budha dan
Hindu di Pulau Jawa tidak hanya di masa lalu tapi juga saat ini.
Candi
Prambanan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan sebutan Roro
Jonggrang, menurut legenda, dahulu ada seorang pemuda yang gagah,
perkasa, sakti dan kuat bernama Bandung Bondowoso ingin menikahi seorang
putri yang cantik jelita bernama Roro Jonggrang.
Sang
raja yang merupakan ayah dari Roro Jonggrang terpesona oleh Bandung
Bondowoso, raja pun memaksa anaknya Agar menikah dengan Bandung
Bondowoso, Roro Jonggrang pun menangis karena dia dipaksa menikah dengan
orang yang tidak dicintainya, dia pun memikirkan berbagai cara agar dia
tidak jadi menikah dengan Bandung Bondowoso, Setelah lama berpikir,
Roro Jonggrang mempunyai persyaratan kepada Bandung Bondowoso agar
membangun 1000 candi sebelum sang fajar terbit.
Roro
jonggrang meminta agar pekerjaan tersebut selesai sebelum ayam berkokok
yang dia pikir sebagai sesuatu yang mustahil. Tapi Bandung Bondowoso
yang sakti hampir dapat menyelesaikan 999 candi dengan bantuan jin dan
kekuatannya. Roro jonggrang pun meminta para wanita di kampung untuk
mulai memukul padi agar para ayam terbangun dan mulai berkokok.
Bondowoso
sangat kecewa dengan perlakuan Roro Jonggrang, lalu mengubah Roro
Jonggrang menjadi batu yang kini dikenal sebagai Candi Prambanan,
sedangkan candi di sekitarnya dinamakan Candi Sewu atau Seribu candi.
5. Tangkuban Parahu, Bandung.
Tangkuban
Parahu adalah gunung berapi yang masih aktif, terletak 25-30 km di
utara kota Bandung ke arah kota kecil Lembang. Perpaduan antara
keindahan alam, dongeng populer, dan akses yang mudah dari Bandung
menjadikan Tangkuban Parahu sebagai ikon wisata Jawa Barat.
Gunung
Tangkuban Parahu (2084 m dpl) terbentuk dari aktivitas letusan berulang
Gunung Api Sunda. Dalam catatan selama 2 abad terakhir, gunung ini
meletus beberapa kali, yaitu: 1829, 1846, 1862, 1887, 1896, 1910, dan
tahun 1929, demikian seperti disitat dari Indonesia.Travel.
Namun
menurut penduduk setempat, Tangkuban Parahu ini ada karena suatu
legenda bernama Legenda Sangkuriang. Sangkuriang adalah seorang anak
dari wanita cantik bernama Dayang Sumbi yang hidup di tengah hutan.
Suatu
hari, Sangkuriang kecil melakukan kesalahan dan membunuh anjing
peliharaan mereka yang ternyata adalah jelmaan ayahnya sendiri. Dayang
Sumbi yang mengetahui hal itu kemudian marah dan mengusir Sangkuriang
dari rumahnya.
Bertahun-tahun
berlalu, Sangkuriang tumbuh dewasa dan menjadi seorang pemuda kuat,
sakti dan gagah perkasa. Secara tak sengaja, Ia kembali ke hutan
tempatnya tinggal bersama ibundanya dulu dan bertemu dengan Ibunya si
Dayang Sumbi.
Dayang
Sumbi yang memang terkenal cantik dan awet muda tersebut membuat
Sangkuriang jatuh hati, tanpa menyadari bahwa dia adalah ibunya sendiri.
Dayang Sumbi pun tidak tahu bahwa pemuda gagah tersebut adalah anaknya
yang diusirnya bertahun-tahun lalu.
Saat
Sangkuriang tengah bersandar mesra dan Dayang Sumbi menyisir rambut
Sangkuriang, tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang
adalah putranya, dengan tanda luka di kepalanya, bekas pukulan sendok
Dayang Sumbi. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk
menikahinya. Dayang Sumbi sekuat tenaga berusaha untuk menolak.
Maka
ia pun bersiasat untuk menentukan syarat pinangan yang tak mungkin
dipenuhi Sangkuriang. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan
perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai
Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
Maka
bekerjalah Sangkuriang memenuhi permintaan Dayang Sumbi tersebut.
Tetapi Dayang Sumbi memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar niat
Sangkuriang tidak terlaksana.
Dayang
Sumbi menebarkan helai kain boeh rarang (kain putih hasil tenunannya),
maka kain putih itu bercahaya bagai fajar yang merekah di ufuk timur.
Para makhluk halus anak buah Sangkuriang ketakutan karena mengira hari
mulai pagi, maka merekapun lari menghilang bersembunyi di dalam tanah.
Karena gagal memenuhi syarat Dayang Sumbi, Sangkuriang menjadi gusar dan
mengamuk.
Sangkuriang
yang gagal karena kehabisan waktu kemudian menendang perahu tersebut
hingga melayang jauh dan terbalik. Perahu terbalik tersebut
tertelungkup, yang dalam bahasa Sunda disebut tangkub, sehingga sampai
saat ini disebut Tangkuban Parahu.
6.Batu Gantung, Sumatra Utara
(Kesedihan Gadis Cantik Berwujud Batu Gantung)
Legenda dari Parapat, Parapat adalah sebuah kota kecil di Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara. Kota kecil di tepi Danau Toba ini merupakan
tujuan wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun
mancanegara.
Selain sebagai tempat wisata, Parapat juga merupakan sebuah kota yang
melegenda di kalangan masyarakat Sumatera Utara. Di kota ini terdapat
sebuah batu yang menyerupai manusia, yang diyakini adalah penjelmaan
gadis cantik bernama Seruni.
Alkisah dulu di tepi Danau Toba hidup sepasang suami istri dengan anak
perempuannya yang cantik bernama Seruni. Karena cantik, banyak pemuda
yang ingin menjadi kekasihnya.
Sayangnya, Seruni telah dijodohkan oleh orangtuanya pada seorang pemuda
yang masih sepupunya sendiri. Padahal Seruni sudah memiliki lelaki
pilihannya sendiri.
Suatu hari, Seruni duduk melamun di pinggir Danau Toba bersama
anjingnya, Toki. Seruni melamunkan nasibnya yang akan dijodohkan pada
pria yang tak dicintainya.
Seruni ingin mengakhiri hidupnya, dengan melompat ke Danau Toba dari
pinggir tebing yang curam. Saat berjalan menuju tebing itu, Ia
terperosok dalam lubang batu yang besar.
Seruni pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di batu itu. Oa
berteriak "Parapat, Parapat!" yang artinya merapat, agar batu itu
merapat dan menghimpit tubuhnya.
Singkat cerita, batu tersebut akhirnya menghimpit tubuh Seruni di
dalamnya. Kini Anda dapat melihat sebuah batu besar yang menyerupai
tubuh seorang gadis dan seolah-olah menggantung di tepi tebing. Oleh
masyarakat setempat batu itu disebut Batu Gantung, dan kota yang kini
menjadi tempatnya disebut Parapat, karena kata-kata yang terakhir
diserukan Seruni.
7. Wisata Tengger, Jawa Timur.
Pupusnya Cinta dan Pengorbanan Keluarga.
Suku Tengger (dibaca: /tənggər/) adalah sebuah suku yang tinggal di
sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur, yakni menempati sebagian wilayah
Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Malang. Orang-orang suku
Tengger dikenal taat dengan aturan dan agama Hindu. Mereka yakin
merupakan keturunan langsung dari Majapahit
Suku Tengger (Roro Anteng dan Joko Seger). Dahulu kala, hiduplah
sepasang suami istri di sebuah dusun. Suatu hari, sang istri melahirkan
anak perempuan yang sangat lucu, anehnya waktu dilahirkan, bayi tersebut
tidak menangis, sehingga bayi tersebut diberi nama Roro Anteng
("anteng" dalam bahasa Jawa berarti tenang/diam).
Di waktu bersamaan, di sebuah keluarga yang lain, dilahirkan pula
seorang anak laki-laki yang sangat sehat dan montok dan diberi nama Joko
Seger. Waktu berlalu, Roro Anteng tumbuh menjadi gadis yang cantik yang
membuat kagum seluruh pemuda kala itu.
Kecantikan Roro Anteng terdengar sampai ke telinga Kiai Bima, seseorang
yang sakti mandraguna. Kiai Bima pun mendatangi Roro Anteng dan hendak
untuk menikahinya. Bila permintaannya tidak dituruti, dia akan membuat
bencana pada dusunnya. Akhirnya Roro Anteng dengan berat hati bersedia
untuk dinikahi, namun dengan satu syarat, yaitu Kiai Bima harus
membuatkan danau dalam waktu satu malam saja.
Syarat dari Roro Anteng pun disanggupi oleh Kiai Bima. Dengan
menggunakan batok kelapa, Kiai Bima mengeruk tanah untuk dijadikan
danau. Karena kesaktiannya, dalam waktu singkat, danau tersebut terlihat
akan selesai dibuatnya. Melihat hal itu, Roro Anteng kuatir, akhirnya
dia punya ide. Dia memukul-mukul alu agar seolah-olah hari sudah pagi
dan terdengar oleh ayam sehingga ayam pun berkokok.
Ide Roro Anteng berhasil, mendengar ayam berkokok, Kiai Bima mengira
sudah fajar dan dia tidak mampu memenuhi syarat dari Roro Anteng.
Akhirnya dia membanting batok kelapa itu dan meninggalkannya. Batok
kelapa tersebut sekarang menjadi Gunung Batok yang berada di sebelah
Gunung Bromo. Bekas galiannya menjadi Segara Wedi atau lautan pasir yang
bisa dilihat sampai sekarang.
Roro Anteng pun akhirnya bertemu dengan Joko Seger, dan mereka berdua
menikah. Pernikahan berjalan beberapa lama, namun tidak jua dikaruniai
seorang anak. Akhirnya Joko Seger berdoa pada Dewa, bila dikaruniai
anak, dia bersedia mengorbankan salah satu anaknya.
Doa Joko Seger ternyata didengarkan, mereka pun akhirnya dikaruniai
beberapa anak. Setelah anak-anak mereka tumbuh dewasa, Joko Seger
melupakan janjinya. Ketika sedang tertidur, dia mendapat bisikan agar
memenuhi janjinya untuk mengorbankan salah satu anaknya.
Akhirnya hal itu disampaikan kepada anak-anaknya. Joko Seger sebenarnya
tidak rela mengorbankan anaknya, namun bila janji tersebut tidak
dipenuhi, akan terjadi bencana yang melanda dusun mereka. Akhirnya salah
satu dari anak mereka dengan ikhlas bersedia dikorbankan.
Hari yang ditunggu telah tiba. Keluarga Joko Seger pun menuju ke kawah
Gunung Bromo serta membawa beraneka hasil bumi untuk sesajen. Salah satu
anak dari Joko Seger yang dikorbankan pun telah siap dan akhirnya anak
tersebut menerjunkan diri ke kawah Gunung Bromo tersebut.
Setelah janji Joko Seger dipenuhi, mereka akhirnya hidup bahagia di
sekitar Gunung Bromo. Keturunan mereka sekarang bernama Suku Tengger,
perpaduan antara Roro Anteng dan Joko Seger. Prosesi pengorbanan anak
Joko Seger pun masih bisa kita saksikan sampai sekarang.
Pada bulan purnama tanggal 14 atau 15 bulan Kasodo menurut penanggalan
Jawa, dilakukan upacara Kasodo, yang disana juga terdapat prosesi
pelemparan sesajen ke kawah Gunung Bromo.
sumber:http://seisi-dunia.blogspot.co.id/2013/12/7-tempat-wisata-indonesia-yang-berasal.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar