Selasa, 31 Januari 2017

7 Tempat Wisata Yang Berasal Dari Legenda

Jika mendengar kata wisata, kita langsung terpana pada suatu gambaran tentang suatu tempat yang indah yang menjadi obyek kunjungan pariwisata, menurut KBBI wisata adalah: pergi bersama-sama untuk memperluas pengetahuan atau bersenang senang.
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, cerita dan legenda yang turun temurun dari nenek moyang sampe cucu, cicit bahkan gedebog bosok, legenda yang konon ada di Indonesia ternyata bukan sekedar angin yang tanpa batu, legenda yang diceritakan oleh kakek moyang kita ternyata benar benar ada lokasinya.


1. Pantai Air Manis, Sumatra barat.
(Legenda Malin Kundang).
Pantai Air Manis memiliki pasir yang berwarna coklat keputih-putihan yang terhampar luas dan landai di bibir pantai, pantai yang berada di Padang, Sumatra Barat ini sangat cocok untuk tempat piknik, surfing ataupun camping.
Pantai ini berkaitan erat dengan cerita Legenda Malin Kundang, seorang anak yang durhaka kepada ibunya.
Berdasarkan cerita, Malin kundang dulunya tinggal di pinggir pantai bersama ibunya yang miskin, kemudian ia memutuskan untuk berkelana supaya mendapat kekayaan, tetapi ibunya melarang nya mengingat peristiwa ayahnya yang tidak pernah kembali setelah merantau, lama kelamaan ibunya dengan berat hati merelakan Malin kundang pergi bersama kapal salah seorang saudagar.
Singkat cerita, Malin Kundang menjadi sukses dan kaya raya di perantauannya, tetapi tidak pernah mengabari ibunya perihal dirinya, ketika Malin berlayar menuju kampung halamannya, wajahnya agak pucat karena takut sang istri tahu bahwa ibunya adalah seorang miskin.
Sang ibu pun tahu bahwa ada saudagar yang hendak berlayar ke kampungnya, Ia mendongak melihat ada 2 orang berpakaian anggun, dan setelah dicermati, ibu tahu bahwa itu adalah Malin Kundang, beliau merasa bahagia karena sang anak datang.
Setelah turun dari kapal, hal yang digembirakan ibu Malin pupus seketika karena Malin yang dibanggakan malah menghardik ibunya dan menganggapnya seorang pengemis, hatinya begitu hancur, keyakinannya bahwa Ia adalah anaknya: Malin Kundang tetapi malah menendangnya.
Karena sakit hatinya, sang Ibu memohon kepada Tuhan, jika saudagar itu adalah benar Malin Kundang, maka supaya hancur dan menjadi batu lah kapal seisinya.
Jangkar pun mulai diangkat, Malin mulai pergi, dalam hatinya terisak rasa sesal yang kalah dengan malu, tiba-tiba awan hitam muncul dan petir menyambar kapal Malin hingga hancur seketika, seketika itu tubuh Malin sedikit-sedikit berubah menjadi kaku dan perlahan lahan menjadi karang.
2. Danau Tolire, Ternate.
(Kisah Kebejatan Ayah kepada Anak)
Danau ini terletak di Gunung Gamalama, sekitar 10 Km dari pusat kota Ternate, gunung ini terlihat unik karena seperti ada mangkok yang menjorok ke dalam.
Kedalaman danau ini dari dasar hingga permukaan sekitar 50 meter, tapi data ini tidak akurat karena belum ada yang berani menyelami, menurut penuturan masyarakat sekitar, danau Tolire ini tidak mempunyai dasar, karena itu tidak ada yang berani menyelaminya.
Mitosnya, jika ada orang yang melempar batu, maka batu itu tidak akan menyentuh dasar danau, meskipun melemparnya di daerah pinggir.
Menurut warga setempat, danau Tolire terbentuk dari kisah seorang anak dan ayah kandung yang hidup di kampung, tetapi sang ayah tega menghamili anaknya sendiri, karena perbuatan bejatnya itu maka kampung itu dikutuk oleh sang Penguasa Alam.
Tempat yang dipijak oleh sang ayah dikutuk dan ambles menjadi danau Tolire besar, sedangkan tempat berdiri si anak menjadi danau Tolire kecil.
3. Danau Toba, Sumatra Barat.
(Legenda Amarah Ikan)

Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 Km dan lebar 30 Km yang terletak di Provinsi Sumatra Barat. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.



Menurut pakar ilmiah, danau Toba terbentuk karena adanya letusan gunung supervolcano (gunung berapi super) yang meletus pada 75.000 tahun silam, letusan gunung supervolcano ini diperkirakan berlangsung selama 1 minggu dengan tinggi abu mencapai 10 Kilometer hingga menyebar ke wilayah China dan Afrika Selatan.

Sedangkan pulau Samosir, menurut pakar ilmiah terbentuk dari kaldera yang kemudian terisi magma, karena terisi magma maka tekanannya naik dan membeku.

Menurut legenda, danau Toba bermula dari cerita seorang petani miskin bernama Toba, kala itu dia mendapat ikan mas yang cantik, karena bentuknya tidak biasa ia membawa ikan mas itu pulang, ketika tiba di rumah, ikan itu berubah menjadi wanita cantik.

Ikan itu adalah hasil kutukan para dewa kepada gadis cantik karena melanggar hukum, si ikan memohon kepada Toba agar ia merahasiakan perihal itu, Toba pun setuju dengan syarat si ikan mau menikah dengan Toba, dan sang ikan pun setuju dengan persyaratannya.

Tak beberapa lama mereka dikaruniai anak yang diberi nama Samosir, suatu hari, Samosir disuruh ibunya pergi mengantar bekal untuk ayahnya yang sedang bertani, awalnya Samosir menolak, tetapi dia tetap berangkat, saat di tengah perjalanan Samosir berhenti dan memakan sebagian bekal ayahnya.

Samosir datang dan memberikan bekal kepada ayahnya, sang ayah marah besar karena makan siangnya terlambat dan tinggal sedikit, dia tak sadar membentak anaknya, "dasar anak keturunan ikan kurang ajar!", Samosir menangis dan berlari menuju ibunya, dia bertanya apakah dia memang keturunan ikan.

Sang ibu pun marah karena Toba mengingkari janjinya, dia pun menghilang, sejak saat itu air sungai mulai meluap dan hujan deras 7 hari 7 malam mengguyur desa itu, Toba akhirnya meninggal dalam luapan air sungai.

Desa sekitarnya pun ikut tenggelam dan membentuk telaga besar yang terisi air, hingga akhirnya terbentuklah danau yang diberi nama Toba dan pulau yang ditengahnya bernama Samosir.




4 Candi Prambanan, Jogjakarta.
(Kisah kandasnya asmara Roro Jonggrang)

Candi adalah tempat ibadah yang merupakan peninggalan purbakala dari agama hindu/budha, bangunan ini digunakan untuk menyembah dewa-dewi atau untuk memuliakan hindu/budha. Tetapi di negara Indonesia kata "candi" tidak hanya digunakan untuk menyebut tempat ibadah tetapi juga untuk keraton peninggalan masa lalu.

Candi Prambanan juga merupakan salah satu candi yang terkenal di Indonesia, bahkan ketenarannya sampai ke luar negeri, yang juga merupakan ikon negara Indonesia. letaknya yang tidak jauh dari Candi Borobudur seperti ingin menunjukan kepada Anda tentang  keharmonisan antara umat Budha dan Hindu di Pulau Jawa tidak hanya di masa lalu tapi juga saat ini.

Candi Prambanan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan sebutan Roro Jonggrang, menurut legenda, dahulu ada seorang pemuda yang gagah, perkasa, sakti dan kuat bernama Bandung Bondowoso ingin menikahi seorang putri yang cantik jelita bernama Roro Jonggrang.
Sang raja yang merupakan ayah dari Roro Jonggrang terpesona oleh Bandung Bondowoso, raja pun memaksa anaknya Agar menikah dengan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang pun menangis karena dia dipaksa menikah dengan orang yang tidak dicintainya, dia pun memikirkan berbagai cara agar dia tidak jadi menikah dengan Bandung Bondowoso, Setelah lama berpikir, Roro Jonggrang mempunyai persyaratan kepada Bandung Bondowoso agar membangun 1000 candi sebelum sang fajar terbit.

Roro jonggrang meminta agar pekerjaan tersebut selesai sebelum ayam berkokok yang dia pikir sebagai sesuatu yang mustahil. Tapi Bandung Bondowoso yang sakti hampir dapat menyelesaikan 999 candi dengan bantuan jin dan kekuatannya. Roro jonggrang pun meminta para wanita di kampung untuk mulai memukul padi agar para ayam terbangun dan mulai berkokok. 

Bondowoso sangat kecewa dengan perlakuan Roro Jonggrang, lalu mengubah Roro Jonggrang menjadi batu yang kini dikenal sebagai Candi Prambanan, sedangkan candi di sekitarnya dinamakan Candi Sewu atau Seribu candi. 





5. Tangkuban Parahu, Bandung.

(Kisah Asmara Ibu dan Anak)
Tangkuban Parahu adalah gunung berapi yang masih aktif, terletak 25-30 km di utara kota Bandung ke arah kota kecil Lembang. Perpaduan antara keindahan alam, dongeng populer, dan akses yang mudah dari Bandung menjadikan Tangkuban Parahu sebagai ikon wisata Jawa Barat. 




Gunung Tangkuban Parahu (2084 m dpl) terbentuk dari aktivitas letusan berulang Gunung Api Sunda. Dalam catatan selama 2 abad terakhir, gunung ini meletus beberapa kali, yaitu: 1829, 1846, 1862, 1887, 1896, 1910, dan tahun 1929, demikian seperti disitat dari Indonesia.Travel.

Namun menurut penduduk setempat, Tangkuban Parahu ini ada karena suatu legenda bernama Legenda Sangkuriang. Sangkuriang adalah seorang anak dari wanita cantik bernama Dayang Sumbi yang hidup di tengah hutan. 

Suatu hari, Sangkuriang kecil melakukan kesalahan dan membunuh anjing peliharaan mereka yang ternyata adalah jelmaan ayahnya sendiri. Dayang Sumbi yang mengetahui hal itu kemudian marah dan mengusir Sangkuriang dari rumahnya.

Bertahun-tahun berlalu, Sangkuriang tumbuh dewasa dan menjadi seorang pemuda kuat, sakti dan gagah perkasa. Secara tak sengaja, Ia kembali ke hutan tempatnya tinggal bersama ibundanya dulu dan bertemu dengan Ibunya si Dayang Sumbi.

Dayang Sumbi yang memang terkenal cantik dan awet muda tersebut membuat Sangkuriang jatuh hati, tanpa menyadari bahwa dia adalah ibunya sendiri. Dayang Sumbi pun tidak tahu bahwa pemuda gagah tersebut adalah anaknya yang diusirnya bertahun-tahun lalu.

Saat Sangkuriang tengah bersandar mesra dan Dayang Sumbi menyisir rambut Sangkuriang, tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah putranya, dengan tanda luka di kepalanya, bekas pukulan sendok Dayang Sumbi. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi sekuat tenaga berusaha untuk menolak.

Maka ia pun bersiasat untuk menentukan syarat pinangan yang tak mungkin dipenuhi Sangkuriang. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.

Maka bekerjalah Sangkuriang memenuhi permintaan Dayang Sumbi tersebut. Tetapi Dayang Sumbi memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar niat Sangkuriang tidak terlaksana. 

Dayang Sumbi menebarkan helai kain boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), maka kain putih itu bercahaya bagai fajar yang merekah di ufuk timur. Para makhluk halus anak buah Sangkuriang ketakutan karena mengira hari mulai pagi, maka merekapun lari menghilang bersembunyi di dalam tanah. Karena gagal memenuhi syarat Dayang Sumbi, Sangkuriang menjadi gusar dan mengamuk. 

Sangkuriang yang gagal karena kehabisan waktu kemudian menendang perahu tersebut hingga melayang jauh dan terbalik. Perahu terbalik tersebut tertelungkup, yang dalam bahasa Sunda disebut tangkub, sehingga sampai saat ini disebut Tangkuban Parahu.



6.Batu Gantung, Sumatra Utara
(Kesedihan Gadis Cantik Berwujud Batu Gantung)
Legenda dari Parapat, Parapat adalah sebuah kota kecil di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Kota kecil di tepi Danau Toba ini merupakan tujuan wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Selain sebagai tempat wisata, Parapat juga merupakan sebuah kota yang melegenda di kalangan masyarakat Sumatera Utara. Di kota ini terdapat sebuah batu yang menyerupai manusia, yang diyakini adalah penjelmaan gadis cantik bernama Seruni.
Alkisah dulu di tepi Danau Toba hidup sepasang suami istri dengan anak perempuannya yang cantik bernama Seruni. Karena cantik, banyak pemuda yang ingin menjadi kekasihnya.
Sayangnya, Seruni telah dijodohkan oleh orangtuanya pada seorang pemuda yang masih sepupunya sendiri. Padahal Seruni sudah memiliki lelaki pilihannya sendiri.
Suatu hari, Seruni duduk melamun di pinggir Danau Toba bersama anjingnya, Toki. Seruni melamunkan nasibnya yang akan dijodohkan pada pria yang tak dicintainya. 
Seruni ingin mengakhiri hidupnya, dengan melompat ke Danau Toba dari pinggir tebing yang curam. Saat berjalan menuju tebing itu, Ia terperosok dalam lubang batu yang besar.
Seruni pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di batu itu. Oa berteriak "Parapat, Parapat!" yang artinya merapat, agar batu itu merapat dan menghimpit tubuhnya.
Singkat cerita, batu tersebut akhirnya menghimpit tubuh Seruni di dalamnya. Kini Anda dapat melihat sebuah batu besar yang menyerupai tubuh seorang gadis dan seolah-olah menggantung di tepi tebing. Oleh masyarakat setempat batu itu disebut Batu Gantung, dan kota yang kini menjadi tempatnya disebut Parapat, karena kata-kata yang terakhir diserukan Seruni.
7. Wisata Tengger, Jawa Timur.
Pupusnya Cinta dan Pengorbanan Keluarga.
Suku Tengger (dibaca: /tənggər/) adalah sebuah suku yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur, yakni menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Malang. Orang-orang suku Tengger dikenal taat dengan aturan dan agama Hindu. Mereka yakin merupakan keturunan langsung dari Majapahit
Suku Tengger (Roro Anteng dan Joko Seger). Dahulu kala, hiduplah sepasang suami istri di sebuah dusun. Suatu hari, sang istri melahirkan anak perempuan yang sangat lucu, anehnya waktu dilahirkan, bayi tersebut tidak menangis, sehingga bayi tersebut diberi nama Roro Anteng ("anteng" dalam bahasa Jawa berarti tenang/diam).
Di waktu bersamaan, di sebuah keluarga yang lain, dilahirkan pula seorang anak laki-laki yang sangat sehat dan montok dan diberi nama Joko Seger. Waktu berlalu, Roro Anteng tumbuh menjadi gadis yang cantik yang membuat kagum seluruh pemuda kala itu.
Kecantikan Roro Anteng terdengar sampai ke telinga Kiai Bima, seseorang yang sakti mandraguna. Kiai Bima pun mendatangi Roro Anteng dan hendak untuk menikahinya. Bila permintaannya tidak dituruti, dia akan membuat bencana pada dusunnya. Akhirnya Roro Anteng dengan berat hati bersedia untuk dinikahi, namun dengan satu syarat, yaitu Kiai Bima harus membuatkan danau dalam waktu satu malam saja.
Syarat dari Roro Anteng pun disanggupi oleh Kiai Bima. Dengan menggunakan batok kelapa, Kiai Bima mengeruk tanah untuk dijadikan danau. Karena kesaktiannya, dalam waktu singkat, danau tersebut terlihat akan selesai dibuatnya. Melihat hal itu, Roro Anteng kuatir, akhirnya dia punya ide. Dia memukul-mukul alu agar seolah-olah hari sudah pagi dan terdengar oleh ayam sehingga ayam pun berkokok.
Ide Roro Anteng berhasil, mendengar ayam berkokok, Kiai Bima mengira sudah fajar dan dia tidak mampu memenuhi syarat dari Roro Anteng. Akhirnya dia membanting batok kelapa itu dan meninggalkannya. Batok kelapa tersebut sekarang menjadi Gunung Batok yang berada di sebelah Gunung Bromo. Bekas galiannya menjadi Segara Wedi atau lautan pasir yang bisa dilihat sampai sekarang.
Roro Anteng pun akhirnya bertemu dengan Joko Seger, dan mereka berdua menikah. Pernikahan berjalan beberapa lama, namun tidak jua dikaruniai seorang anak. Akhirnya Joko Seger berdoa pada Dewa, bila dikaruniai anak, dia bersedia mengorbankan salah satu anaknya.
Doa Joko Seger ternyata didengarkan, mereka pun akhirnya dikaruniai beberapa anak. Setelah anak-anak mereka tumbuh dewasa, Joko Seger melupakan janjinya. Ketika sedang tertidur, dia mendapat bisikan agar memenuhi janjinya untuk mengorbankan salah satu anaknya.
Akhirnya hal itu disampaikan kepada anak-anaknya. Joko Seger sebenarnya tidak rela mengorbankan anaknya, namun bila janji tersebut tidak dipenuhi, akan terjadi bencana yang melanda dusun mereka. Akhirnya salah satu dari anak mereka dengan ikhlas bersedia dikorbankan.
Hari yang ditunggu telah tiba. Keluarga Joko Seger pun menuju ke kawah Gunung Bromo serta membawa beraneka hasil bumi untuk sesajen. Salah satu anak dari Joko Seger yang dikorbankan pun telah siap dan akhirnya anak tersebut menerjunkan diri ke kawah Gunung Bromo tersebut.
Setelah janji Joko Seger dipenuhi, mereka akhirnya hidup bahagia di sekitar Gunung Bromo. Keturunan mereka sekarang bernama Suku Tengger, perpaduan antara Roro Anteng dan Joko Seger. Prosesi pengorbanan anak Joko Seger pun masih bisa kita saksikan sampai sekarang.
Pada bulan purnama tanggal 14 atau 15 bulan Kasodo menurut penanggalan Jawa, dilakukan upacara Kasodo, yang disana juga terdapat prosesi pelemparan sesajen ke kawah Gunung Bromo.
sumber:http://seisi-dunia.blogspot.co.id/2013/12/7-tempat-wisata-indonesia-yang-berasal.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar